Hanya minum satu kaleng minuman ringan ternyata meningkatkan
risiko sakit jantung secara dramatis. Minuman itu termasuk bersoda, manis, dan
minuman lain dengan pemanis buatan.
Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian yang melibatkan
42 ribu pria paruh baya yang minum dua kaleng minuman ringan ukuran 200 ml.
Kebiasan, ini ternyata meningkatkan risiko kegagalan jantung hingga 23 persen.
Studi tersebut membuat masyarakat makin cemas, bahwa gula
menyebabkan banyak masalah kesehatan. Komite penasihat sains untuk nutrisi dari
pemerintah Inggris sudah memperingatkan sejak musim panas ini agar orang dewasa
mengurangi asupan gula hingga setengah, tak lebih dari 30 gram gula sehari.
Jumlah gula itu kurang dari satu kemasan 330 ml minuman
berkarbonasi yang mengandung 35 gram gula. Para ahli sebelumnya sudah
memeringatkan bahaya minuman manis yang mengubah tekanan darah, diabetes, serta
stroke.
Peneliti dari Swedia menulis dalam jurnal medis Heart
mengatakan, penelitian ini merupakan yang pertama membuktikan minuman manis
menyebabkan gagal jantung. Gagal jantung disebabkan oleh kegagalan jantung
memompa cukup darah ke seluruh tubuh, biasanya setelah serangan jantung.
Dalam bentuk paling parah, gagal jantung memiliki harapan
hidup lebih buruk dari banyak jenis kanker.
Peneliti menanyai 42.400 pria usia antara 45 dan 79. Di awal
studi, mereka ditanyai makanan dan minuman yang diasup teratur. Selanjutnya,
mereka ini dilacak selama 12 tahun.
Selama periode waktu itu 3.604 kasus baru gagal jantung
terdiagnosa dan 509 orang meninggal karenanya. Setelah menghitung faktor-faktor
yang memengaruhi hal tersebut, dua sajian minuman manis ternyata berpengaruh
terhadap 23 persen peningkatan risiko gagal jantung dibandingkan dengan pria
yang tak minum minuman ringan manis sama sekali.
Para peneliti yang juga terdiri dari peneliti Karolinska
Institute Stockholm menulis,"Penelitian kami menemukan konsumsi minuman
manis menyebabkan terjadinya kegagalan jantung."
Mereka menekankan, studi ini hanya melibatkan pria kulit
putih dan mungkin tidak bisa diterapkan ke kelompok usia lebih muda, wanita
atau pun kelompok etnis lain.
Para ahli lain menerima studi ini, tetapi memperingatkan
bahwa orang yang minum banyak minuman manis seringkali menerapkan pola makan
buruk yang cukup menerangkan kaitan tersebut.
Profesor Miguel Martinez-Gonzalez dari Spanyol menulis
komentar di jurnal Heart menambahkan,"Asosiasi yang dikenal dari minuman
manis dengan obesitas dan diabetes tipe 2 yang merupakan faktor risiko gagal
jantung memperkuat bahwa penemuan ini masuk akal."
"Berdasarkan hasil ini, pesan terbaik untuk strategi
pencegahan adalah merekomendasikan konsumsi jarang-jarang minuman manis,"
katanya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar